Negara-negara Arab kecuali Libya mengakhiri embargo minyak ke AS
Tanggal 17 Oktober tahun 1973, negara-negara Arab produsen minyak memulai embargo minyaknya terhadap Amerika, Inggris, dan negara-negara lain yang menjual minyaknya kepada Israel.
Embargo ini dilakukan karena Amerika dan Inggris memberikan bantuan militer secara besar-besaran kepada Zionis dalam perang antara Rezim ini dengan Syria dan Mesir yang dimulai pada tanggal 6 Oktober tahun itu.
Sehari setelah pengumuman dinaikkannya harga minyak oleh OPEC, negara-negara Arab mengumumkan embargonya terhadap AS, Inggris, dan Israel. Akibatnya, harga minyak menjadi semakin tinggi. Negara-negara Barat mendapat kesulitan besar akibat embargo ini dan periode ini disebut sebagai "Oil Shock".
Pada 18 Maret 1974, embargo ini ditarik kembali setelah Menlu AS, Henry Kissinger berhasil menegoisasi perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Syria.
Peristiwa ini membuktikan bahwa sesungguhnya negara-negara Timur Tengah memiliki senjata yang kuat untuk menekan AS dan Barat pada umumnya agar tidak terus melindungi rezim Zionis.
Tanggal 17 Oktober tahun 1973, negara-negara Arab produsen minyak memulai embargo minyaknya terhadap Amerika, Inggris, dan negara-negara lain yang menjual minyaknya kepada Israel.
Embargo ini dilakukan karena Amerika dan Inggris memberikan bantuan militer secara besar-besaran kepada Zionis dalam perang antara Rezim ini dengan Syria dan Mesir yang dimulai pada tanggal 6 Oktober tahun itu.
Sehari setelah pengumuman dinaikkannya harga minyak oleh OPEC, negara-negara Arab mengumumkan embargonya terhadap AS, Inggris, dan Israel. Akibatnya, harga minyak menjadi semakin tinggi. Negara-negara Barat mendapat kesulitan besar akibat embargo ini dan periode ini disebut sebagai "Oil Shock".
Pada 18 Maret 1974, embargo ini ditarik kembali setelah Menlu AS, Henry Kissinger berhasil menegoisasi perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Syria.
Peristiwa ini membuktikan bahwa sesungguhnya negara-negara Timur Tengah memiliki senjata yang kuat untuk menekan AS dan Barat pada umumnya agar tidak terus melindungi rezim Zionis.