'SBY Lebih Sibuk Pikirkan Partainya Daripada Rakyatnya'

'SBY Lebih Sibuk Pikirkan Partainya Daripada Rakyatnya'

Pengamat politik, Ray Rangkuti, menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam sepekan ini tidak memerhatikan rakyat Indonesia. Dalam lawatan di luar negeri pun, Presiden Yudhoyono malah sibuk memikirkan kepentingan masalah internal Partai Demokrat daripada rakyat.

“DPR seharusnya panggil Presiden. Soalnya, dalam seminggu ini tidak ada kebijakan politik Presiden buat rakyat. Presiden lebih memikirkan partai bukan rakyat,” kata Ray di Media Center KPU, Jakarta, Jumat (8/2/2013) seperti dilansir Kompas.

Ray menambahkan, mekanisme DPR dalam memanggil Presiden Yudhoyono dapat ditempuh dengan rapat pimpinan. Pada rapat itu, pimpinan DPR harus meminta penjelasan pada Presiden Yudhoyono perihal tidak adanya produktivitas dalam bekerja untuk rakyat. Hal itu dapat dilihat dari kedatangan Presiden ke Tanah Air yang langsung memanggil petinggi Partai Demokrat.

Menurut Ray, hal tersebut jelas menyalahi tugas dan fungsi Presiden sebagaimana diatur konstitusi. “Seharusnya setelah Presiden tiba di Tanah Air, dia langsung memimpin rapat kabinet, bukan rapat pemimpin Demokrat,” ujarnya.

Ray menyampaikan, saat berada di depan Ka’bah pun Presiden Yudhoyono lebih mendoakan Partai Demokrat daripada rakyat. Hal itu dapat ditelusuri dari pesan singkat Presiden saat berdoa di depan Ka’bah yang ditujukan pada pemimpin partai, kecuali Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Presiden dalam pesan singkat tersebut, kata Ray, sama sekali tidak mendoakan rakyat Indonesia.

“Hal ini bisa jadi bukti pimpinan DPR untuk memanggil Presiden. Presiden SBY tidak fokus memikirkan 250 juta penduduk Indonesia,” ujarnya.

Share this