ikhwanesia.com– Masjid al Aqsha hari ini tengah menangis karena kehilangnya Syaikh-nya, Syaikh Raed Shalah. Tidak seperti sebelumnya, karena sang Syaikh ditangkap, ditahan dan dihalangi oleh entitas Zionis Israel. Tapi karena konspirasi dunia terhadap Syaikhul Aqsha, yang terus berupaya menarget Syaikh Shalah di mana dan bagaimana pun caranya dengan arahan dari Zionis Israel kadang-kadang secara sembunyi-sembunyi dan kadang-kadang secara langsung.
Kali ini Syaikh Shalah tidak sedang mendekam di dalam penjara Zionis Israel, namun ditahan di negara yang mengklaim paling demokratis dan berperadaban, yang pernah mengklaim sebagai imperium yang tidak pernah kehilangan matahari, bukan karena kebesaran kerajaannya dan keadilannya, tapi karena penjajahannya terhadap negeri-negeri yang lain.
Sebulan yang lalu, Syaikh Raed Shalah masuk Inggris untuk berkunjung. Namun tahu-tahu dia ditangkap, dengan tuduhan masuk ke negera yang dilarang dia masuki. Dia dilarang masuk Inggris karena alasan keamanan, konon sesuai dengan undang undang negera tersebut, yang tidak ada keadilan di dalamnya kecuali hanya nama.
Apapun namanya, Syaikh Raed Shalah telah diharamkan masuk masjid al Aqsha atau dijauhkan darinya. Masjid al Aqsha telah kehilangan Syaikh-nya di bulan ramadhan ini, telah kehilangan aroma Syaikh, yang ada hanya kesedihan, meski dibulan penuh kegembiraan.
Betapa tidak, Syaikh Shalah adalah orang yang berada di garis terdepan untuk membela masjid al Aqsha. Dunia tidak akan melakukan konspirasi atasnya kalau bukan karena perjuangannya. Sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Shalah, setiap kali dia keluar dari penjara, dari ancaman atau dari interogasi, maka akan keluar dengan dukungan lebih kuat buat masjid al Aqsha dan melawan setiap serangan yang terjadi padanya.
Warga al Quds, Adib Thaha, mengatakan bahwa ketidak hadiran Syaikh Shalah di masjid al Aqsha telah meninggalkan kekosongan besar, terutama karena orang-orang yang mencintainya selalu mengelilingi di hari-hari seperti sekarang ini setiap tahun. Mereka melihanya sebagai bapak dan manusia yang membela dan melindungi al Aqsha, masjid mereka.
Pemuda asal Tepi Barat, Mush’ab Fathi, mengatakan bahwa ketidak hadiran Syaikh Shalah bukan saja kerugian bagi orang-orang Palestina dan warga al Quds saja, namun juga bagi seluruh umat Islam. Dialah yang menyatukan barisan Palestina, terutama warga al Quds dan di dalam Palestina, untuk membela masjid al Aqsha.
Juru bicara Harakah Islamiyah , Zahir Najidat, menilai bahwa penahanan Syaikh Shalah oleh otoritas Inggris marupakan keputusan Zionis yang dilaksanakan oleh Inggris. Ini merupakan penangkapan politis karena tekanan lobi Zionis – Inggris. [infopalestina/asw]