Tips Agar Tak Mudah Menggalau

Tips Agar Tak Mudah Menggalau
Ikhwanesia.com - Belakangan ini Rino sering murung tak tentu. Kondisinya yang sering terlihat galau itu cukup menggalaukan teman-teman dan orang tuanya. Karakternya yang periang belakangan ini menghilang. Di kelas, candaannya sudah jarang terdengar. Dari sudut ruangan kelas, posisi Rino duduk, hanya terlihat muka murung, diam, suram, jerawatan dan pas-pasan milik Rino. Sekalinya Rino bersuara, terdengar lantunan kalimat puitis yang nggak banget.

Suatu saat guru Matematika memberikan soal tentang integral yang agak rumit. Pak guru menantang adakah yang bisa maju ke depan untuk menjawab soal di papan tulis. Semua hening. Lalu Pak Guru bertanya, "Kenapa pada diam? Memangnya susah ya? Ayo coba, jangan diam aja." Tiba-tiba Rino yang sedari tadi diam, membuka mulutnya. "Pecahkan saja gelasnya. Biar ramai. Biar mengaduh sampai gaduh," ujarnya. Sontak saja semua terbahak. Galaunya agak mengkhawatirkan memang.

Selidik punya selidik, rupanya ada beberapa sebab Rino suka menggalau. Pertama, Rino tiba-tiba jatuh cinta dengan anak baru jurusan IPS. Anak pindahan dari desa. Tapi justru itu yang Rino suka. Karena Rino ngefans sama Bang Roma Irama, anak gadis dari desa itu mengingatkan Rino pada film Bunga Desa. Yah... Di Kartu Pelajar, usia Rino memang masih 17 tahun. Tapi pengetahuannya tentang film jadul rasanya membuat kita ragu dengan umur Rino sebenarnya.

Selain itu, ada kekhawatiran berlebih pada Rino kalau ia gagal masuk jurusan favoritnya di SNMPTN. Memang sekarang baru awal tahun ajaran dan masih beberapa bulan lagi SNMPTN, tapi Rino sudah mengkhawatirkan masa depannya. Setelah beberapa kali ikut try out, hasilnya ia gagal tembus jurusan Teknik Arsitektur UI. Ekstrimnya, ia hanya ingin jurusan itu. Bahkan ia tak berminat dengan pilihan kedua.

Ada lagi, Rino menjadi semakin galau karena tim kesayangannya, Argentina, gagal di Piala Copa America. Bagi sebagian orang yang tidak hobi sepakbola, mungkin kegalauan Rino dianggap gak penting. Tapi ya begitulah yang terjadi pada seorang fans berat Argentina.

Penting gak penting, galau itu memang bisa sering terjadi pada manusia, apalagi remaja. Karena itu, agar tidak menjadi remaja yang rentan galau, ada beberapa tips yang bisa diikuti.

1. Kenali Tujuan Hidupmu

Bila seseorang tidak mengenali tujuan hidupnya, maka ia rawan labil. Ia terombang-ambing dari suatu keadaan ke keadaan lain. Sedikit keadaan yang tidak menyenangkan, bisa didramatisir sedimikian rupa sehingga menghasilkan galau yang hebat.

Orang yang mengerti tujuan hidupnya, ia bisa saja galau, tetapi pada hal-hal yang menyangkut tujuan hidupnya. Seorang muslim yang menjadikan Allah sebagai tujuan hidupnya, maka kegalauannya ada pada saat ia berbuat dosa. Ia menyesal dan galau saat berbuat dosa karena dosa itu bisa menghalanginya mendapat Ridho Allah. Sedangkan bila musibah dunia menghampirinya, misalnya ia mendapat nilai ujian yang kecil, tidak menjadikannya galau berlebih karena nilai ujian yang kecil itu tidak menghalanginya mendapat ridho Allah. Ia tinggal berupaya agar ujian selanjutnya nilainya menjadi lebih baik; tanpa rasa cemas, sedih, atau murung berlebihan.

Begitu juga pada Rino, apabila ia mengenal tujuan hidupnya sebagai ciptaan Allah swt, ia tidak perlu uring-uringan karena Argentina gagal di Copa America. Olahraga hanya sekedar hiburan. Olahraga itu seharusnya menyehatkan. Tapi menjadi fans buta, membuat Rino seperti tak mengenal apa yang harusnya diperbuat untuk mencapai tujuan hidupnya.

Prinsipnya, "Musibah dunia ini tidak ada apa-apanya dibanding musibah akhirat." Begitu.

Pernah mendengar istilah MYOB (Mind Your Own Bussiness)? Artinya, kita disuruh fokus pada urusan kita saja. Tidak perlu mengurusi masalah-masalah lain yang tak berhubungan dengan kita. Pada dasarnya dalam pergalauan eh... pergaulan, kita dituntut untuk bersikap yang seimbang antara care dengan rese'. Kita memang perlu perhatian dengan sekeliling kita, tapi pada batas yang normal saja. Jangan sampai perhatian itu kebablasan sehingga menimbulkan kesan rese'. Nah, perhatian yang kebablasan ini juga bisa menimbulkan galau yang gak jelas. Yang putus cinta teman sekelas, eh.. yang galau berabad-abad malah kita. Kan gak banget. Karena itulah, mengenal tujuan hidup bisa membuat kita terhindar dari galau-galau yang gak penting.

2. Ridho Atas Kehendak Tuhan.

Kadang ekspresi kegalauan itu mencerminkan sikap kita yang tidak sopan kepada Tuhan. Tidak sopan di sini maksudnya kita tidak ridho atas kehendak Allah swt. Bila ada remaja yang setiap selesai bercermin timbul kegalauan, maka kemungkinan remaja itu tidak ridho dengan tampang yang diberikan oleh Allah swt. Akan sampai kapan kita terus-terusan tidak ridho dan menggalau atas kehendak Allah? Akan sampai kapan kita pelihara prasangka bahwa Allah tega memberikan keburukan pada kita? Maha Suci Allah dari sifat zholim.

Seorang mukmin, akan terhindar dari rasa galau karena sesuatu yang menimpa dirinya. Simak sabda berikut: “Amat mengherankan terhadap urusan mukmin, semuanya, hal itu tidak terdapat kecuali pada mukmin, bila ditimpa musibah ia sabar, dan bila diberi nikmat ia bersyukur.” (Hadits riwayat Muslim).

Sederhananya, hidup ini ada di antara dua penyikapan: sabar dan syukur. Orang yang mampu bersikap sabar pada keadaan yang tidak mengenakkan, akan terhindar dari sikap mudah galau. Tidak perlu galau kalau KRL mogok. Tidak perlu galau kalau terjebak macet. Bersabarlah. Orang sabar hidungnya lebar.. eh...

3. Kenali Potensi Diri, Tumbuhkan Percaya Diri

Galau hati juga bisa timbul dari rasa rendah diri. Seperti Rino yang gagal terus-terusan saat mengikuti try out, ia jadi menggalau. Sayang, kalau energi galaunya ia salurkan untuk belajar tanpa kenal menyerah, kemungkinan besar ia akan meraih cita-citanya. Tapi rasa rendah dirinya membuat ia memilih galau dari pada pantang menyerah.

Kenali potensi dirimu. Mengenali potensi diri bisa membantumu mengukur target yang tepat untuk dirimu. Dalam kasus Rino, anggaplah Rino memang gagal terus. Tapi ia bisa cari universitas mana yang cocok dengan nilainya. Kalau over confident, kita bisa berlebihan membentuk keinginan. Keinginan yang melewati batas potensi diri ini bisa mengakibatkan kita menghadapi kegagalan dan berujung pada kegalauan.

Begitulah beberapa tips untuk menghindari rasa galau. Jangan gampang galau yah..!! ;)

muslimmuda

Share this