Dr. Muhammad Hamid Al Ahmari selaku direktur Forum Hubungan Arab dan Internasional di Qatar menyampaikan dalam wawancaranya dengan Islam Online (28/2/2012) bahwa seorang faqih mestinya banyak berhubungan dengan masyarakat untuk menghukumi kehidupan keseharian, sebagaimana yang dilakukan sebagian Salafy Mesir yang berpindah dari “demokrasi kufur” menuju “demokrasi wajib”.
Al Ahmari sendiri tidak mempermasalahkan
pertentangan pemikiran Salafiyah dari waktu ke waktu dan hal itu bukan
hal yang buruk menurutnya,"Sebelumnya mereka menolak untuk berfikir
masalah politik dan memenjarakan pemikirannya di buku, sedangkan ia
merupakan pemikiran yang tidak hidup. Namun ketika Anda pindah kepada
kehidupan yang sebenarnya maka hal itu memaksa anda pindah dari ulama
menuju ke ulama lain. Dan jadilah seorang faqih manusia yang berhubungan
langsung dengan pemikirannya.”
Menurut Al Ahmari, berbagai peristiwa ikut andil
dalam berkembangnya fiqih, dan hal ini merupakan hal positif bagi para
fuqaha dan kemaslahatan masyarakat.