Salah satu gempa besar yang dikhawatirkan merusak adalah gempa Mentawai.
Besaran gempa diperkirakan mencapai 8,9 Skala Richter dan berpotensi
menimbulkan tsunami. Area paling terancam antara lain Pagai, Mentawai,
Sipora, dan Kota Padang.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas
Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan,
potensi bahaya gempa dan tsunami yang berpusat di Mentawai itu harus
diwaspadai. Sejumlah analisis memperkirakan tingkat bahaya yang bisa
ditimbulkan.
"Dalam waktu 20-30 menit, tsunami akan mencapai Kota
Padang. Ketinggian gelombang tsunami 6-10 meter dan mencapai jarak 5
km," ungkap Sutopo dalam konferensi pers di gedung BNPB, Juanda, Jakarta
Pusat, Kamis (19/4/2012).
Sebagai antisipasi gempa dan tsunami
yang belum bisa diperkirakan waktu kejadiannya itu, Badan Nasional
Penanggulan Bencana bekerja sama dengan lembaga di dalam dan luar negeri
mengembangkan strategi untuk meminimalisasi resiko bencana.
Sutopo
mengatakan, ada 1,3 juta jiwa yang hidup di tepi pantai Sumatera Barat.
Sejumlah warga harus menuju tempat lebih tinggi selama 40 menit.
Sementara tsunami datang dalam waktu 20-30 menit, waktu mengungsi tak
mencukupi.
Sebagai solusinya, direncanakan pembangunan shelter
vertikal. Tujuannya adalah menjadi tempat penampungan sejumlah warga
agar terhindar dari dampak tsunami. Pembangunan shelter direncanakan
pada tahun 2013-2014.
"Padang perlu 300-500 shelter. Saat ini baru ada 7. Semua bangunan shelter ini harus tahan gempa," ungkap Sutopo.
Untuk mendukung shelter,
direncanakan juga pembangunan bukit buatan yang mampu menampung 30.000 -
75.000 penduduk saat tsunami terjadi. Bukit berukuran 100 x 130 meter.
"Sudah ada 11 lokasi potensial untuk bukit buatan di Padang," papar
Sutopo.
Shelter dan bukit buatan juga akan dibangun di
Bandara Tabing. Namun, pembangunannya masih akan dikaji untuk mengetahui
dampak pembangunan pada aktivitas penerbangan di bandara setempat.
Untuk
memenuhi kebutuhan shelter, diharapkan masyarakat juga ikut
berpartisipasi. salah satu bentuknya adalah pembangunan shelter mandiri.
Saat ini, salah satu shelter mandiri adalah Masjid Al Muhajirin di Pasir Putih Padang.
Shelter dalam bentuk tempat ibadah adalah salah satu yang efektif. Di Mentawai, di mana kebanyakan penduduk adalah Kristiani, shelter mandiri bisa berupa gereja.
Selain shelter
dan bukit buatan, direncanakan juga pemenuhan kebutuhan 1000 sirene,
553 Digital Video Broadcast, 200 seismometer, dan lainnya. BNPB juga
berencana untuk mengedukasi masyarakat menyelamatkan diri saat gempa dan
tsunami.
"Pemerintah menyediakan Rp 3-5 triliun untuk pembangunan, sistem peringatan dini, dan kebutuhan lainnya," kata Sutopo.