Sebelumnya diberitakan bahwa Presiden Mesir Dr. Muhammad Mursi berpidato di KTT non-blok di teheran Iran, dia juga menyampaikan shalawat dan salam kepada sahabat nabi di pusat ibu kota negara mayoritas syiah itu. Namun, televisi Iran menerjemahkan pidato mursi terdapat kesalahan, yaitu setiap kata "suriah" diganti dengan "bahrain". dan ternyata Iran-pun mengakui kesalahannya itu. Izzatullah Dharghami, Ketua Badan Umum Televisi dan Radio Iran,
kemarin (03/09/12) mengakui kesalahan terjemah pidato presiden Mursi di
KTT Negara-Negara Non Blok, yaitu dengan mengganti “Suriah” dengan
“Bahrain”.
Kementerian Luar Negeri Bahrain mendesak Iran untuk meminta maaf atas
perilaku ini dan lebih mengedepakan etika jurnalistik yang benar.
Karena pemberitaan yang keliru tersebut bisa membuat hubungan kedua
negara terganggu.
Presiden Mursi mengkritik pedas pemerintahan Suriah di KTT tersebut,
akan tetapi televisi pemerintah Iran menerjemahkan dengan ungkapan yang
jauh berbeda dengan apa yang diucapkan presiden Mursi.
Ketika presiden Mursi menegaskan bahwa “Dua negara, Palestina dan
Suriah sedang berjuang menuntut kebebasan, keadilan, dan kemuliaan
manusia” akan tetapi penerjemah televisi pemerintah Iran
menerjemahkannya dengan “Kedua negara, Palestina dan Bahrain berjuang…”
Ketika presiden Mursi mengatakan “Dukungan kita kepada perjuangan
rakyat Suriah tercinta melawan rezim tiran yang telah hilang
legalitasnya merupakan kewajiban moral” penerjemah Iran melenceng jauh
dengan mengatakan “Kita berharap kelangsungan pemerintahan Suriah yang
didukung rakyatnya.”
Ketika presiden Mursi mengkritik penggunaan hak veto Rusia dan Cina
di Dewan Keamanan PBB membatalkan resolusi PBB atas pemerintah Suriah,
televisi Iran tidak menyebut negara Suriah.
sumber: al-ikhwan.net
sumber: al-ikhwan.net