oleh: Safar Manaf |
Dalam baluran duka memanjang
dari satu angkara yang -katanya- baru pergi
meninggalkan tanah ini,
air mata belum benar-benar mengering, kawan.
Selaksa harap melambung tinggi melewati batas imajinasi
lalu tersungkur kembali di kerasnya realitas:
mimpi tak lagi ajaib!
aku termangu: tanah ini masih kering
setelah hujan-hujan turun lebat
di mana kutambatkan harap
akan mampu melembutkan hati-hati
demi secebis mimpi yang -katanya lagi- bukan mimpi,
nyatanya, mimpi itu keburu dibungkam pagi,
tertikam saat fajar, dan mati!
oh, pagi ternyata memang belum manis,
bahkan lebih pahit dari kopiku pagi ini
seperti kopi-kopiku di pagi-pagi sebelum hujan-hujan itu:
angkara lama, dalam balutan wajah baru,
kali ini demi sebuah kursi!
pada kopi pahit itu, setelah Basmallah, kubisikkan kata,
"Selamat pagi, Nanggroe, damaimu masih mimpi!"
(Sarang Sniper; Sabtu,160711; 0145WAWP*)
*Waktu Acheh Wilayah Pasee
*jika anda punya karya sastra atau artikel maupun berita yang ingin dipublikasikan di ikhwanesia.com , maka boleh mengirimkannya ke email : info@ikhwanesia.com atau ikhwan.reza@yahoo.com