Hasil buruk yang diraih PSAP dalam 6 Laga terakhir lanutan Indonesian Super League (ISL) membuat publik pidie mulai gerah. MUSIM lalu, prestasi PSAP Sigli ketika mengarungi kompetisi divisi utama
terhitung apik. Betapa tidak, Laskar Aneuk Nanggroe (julukan PSAP)
sukses mencatat sejumlah prestasi mengesankan. Adalah melaju ke pusingan
delapan besar di Stadion Aji Imbut Tenggarong Seberang, Kalimantan
Timur (Kaltim).
Keberhasilan melaju ke putaran delapan besar setelah menyingkirkan pesaingnya seperti Persita Tangerang, Persipasi Bekasi, Persitara Jakarta Utara, Persikabo Bogor, dan Persih Tembilahan. Padahal, di awal musim, tim PSAP tak termasuk dalam tim yang difavoritkan buat lolos.
Kecuali itu, skuadra PSAP yang diarsiteki Anwar berhasil mencatat rekor. Pasalnya, bonden Pidie tak pernah terkalahkan dalam 13 kali pertandingan. Tak ayal, awak PSAP lolos dengan predikat runner-up.
Mereka kehilangan gelar sebagai juara grup ketika kompetisi hanya menyisakan satu pertandingan. Rekor PSAP kian sempurna ketika mereka bisa mempertahakan Stadion Kuta Asan, Sigli dari kekalahan. Rekor musim lalu PSAP setidaknya
mengulang keberhasilan ketika kompetisi 2007/2008. Dan si pembuat rekor PSAP tak terkalahkan itu, yakni pelatih Anwar. Kala itu, ia mampu membawa tim PSAP promosi, dan melaju ke babak 16 besar Copa Indonesia sebagai satu-satunya tim dari kasta divisi I.
Jujur saja, dari empat edisi PSAP mengikuti kompetisi profesional sejak divisi I musim 2007/2008 lalu hingga 2010/2011. Maka, musim 2011/2012 ini menjadi prestasi terburuk skuad PSAP. Ya, dari lima duel di pentas ISL, PSAP hanya mampu menggemas satu angka saat di luar dugaan menahan imbang tuan rumah Persib Bandung, 1-1.
Sebelumnya, pada musim 2007/2008, PSAP berhasil mengantongi nilai 10 dari lima pertandingan. Berikutnya, pada musim 2008/2009, PSAP di bawah pelatih Sofyan Hadi mampu menggemas 5 poin. Kemudian, di musim 2009/2010, PSAP berhasil mengumpulkan 7 angka. Sementara di musim 2010/2011, PSAP bisa merengkuh 10 angka.
Seiring buruknya hasil pertandingan membuat Sekou Camara cs hanya bisa berada di peringkat ketiga dari bawah, yakni posisi 16. PSAP hanya menang agregat gol dibandingkan Arema Indonesia Malang, dan Persiram Raja Ampat, Papua. Perjalanan kompetisi masihlah panjang. Karena itu, pembenahan plus evaluasi terhadap tim meliputi pemain serta pelatih perlu dialukan. Hal ini semata-mata buat bangkitnya PSAP.
Keberhasilan melaju ke putaran delapan besar setelah menyingkirkan pesaingnya seperti Persita Tangerang, Persipasi Bekasi, Persitara Jakarta Utara, Persikabo Bogor, dan Persih Tembilahan. Padahal, di awal musim, tim PSAP tak termasuk dalam tim yang difavoritkan buat lolos.
Kecuali itu, skuadra PSAP yang diarsiteki Anwar berhasil mencatat rekor. Pasalnya, bonden Pidie tak pernah terkalahkan dalam 13 kali pertandingan. Tak ayal, awak PSAP lolos dengan predikat runner-up.
Mereka kehilangan gelar sebagai juara grup ketika kompetisi hanya menyisakan satu pertandingan. Rekor PSAP kian sempurna ketika mereka bisa mempertahakan Stadion Kuta Asan, Sigli dari kekalahan. Rekor musim lalu PSAP setidaknya
mengulang keberhasilan ketika kompetisi 2007/2008. Dan si pembuat rekor PSAP tak terkalahkan itu, yakni pelatih Anwar. Kala itu, ia mampu membawa tim PSAP promosi, dan melaju ke babak 16 besar Copa Indonesia sebagai satu-satunya tim dari kasta divisi I.
Jujur saja, dari empat edisi PSAP mengikuti kompetisi profesional sejak divisi I musim 2007/2008 lalu hingga 2010/2011. Maka, musim 2011/2012 ini menjadi prestasi terburuk skuad PSAP. Ya, dari lima duel di pentas ISL, PSAP hanya mampu menggemas satu angka saat di luar dugaan menahan imbang tuan rumah Persib Bandung, 1-1.
Sebelumnya, pada musim 2007/2008, PSAP berhasil mengantongi nilai 10 dari lima pertandingan. Berikutnya, pada musim 2008/2009, PSAP di bawah pelatih Sofyan Hadi mampu menggemas 5 poin. Kemudian, di musim 2009/2010, PSAP berhasil mengumpulkan 7 angka. Sementara di musim 2010/2011, PSAP bisa merengkuh 10 angka.
Seiring buruknya hasil pertandingan membuat Sekou Camara cs hanya bisa berada di peringkat ketiga dari bawah, yakni posisi 16. PSAP hanya menang agregat gol dibandingkan Arema Indonesia Malang, dan Persiram Raja Ampat, Papua. Perjalanan kompetisi masihlah panjang. Karena itu, pembenahan plus evaluasi terhadap tim meliputi pemain serta pelatih perlu dialukan. Hal ini semata-mata buat bangkitnya PSAP.
Desakan untuk mencari pelatih baru yang lebih baik pun menggema di stadion ketika PSAP dipaksa bermain Imbang dikandang sendiri ketika versus Persiwa. Saya yakin suporter sangat merindukan PSAP yang dulu, PSAP yang selalu menang, di kandang selalu menampilkan permainan yang menghibur dengan gol-gol indahnya.
ya, kami rindu,, i love PSAP Sigli