Ikhwanul Muslimin Jordan mempunyai kesiapan yang kuat untuk menyerukan
jihad melawan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad dan menyatakan
dukungan terhadap tentara pemberontak serta siap untuk berangkat
berjihad di Suriah, "ini adalah sebuah tugas mulia Islam" kata mereka
pada hari Ahad.
"Tugas ini mewajibkan semua Muslim untuk mendukung Tentara Pemberontak Suriah guna melawan agresi pasukan rezim kriminal dan brutal, dan kita siap untuk berangkat berjihad disana," kata pemimpin Ikhwanul Muslimin Jordan, Hammam. Seperti dikutip dalam sebuah pernyataan didalam website mereka.
"Tentara Pemberontak Suriah harus terus membela bangsa dan berusaha untuk menghadapi rezim tirani Bashar al-Assad."
Tindakan protes keras dilakukan atas tewasnya lebih dari 6.000 orang di Suriah sejak Maret tahun lalu terus disuarakan.
"Jihad melawan Assad adalah kewajiban bagi Islam, baik kami atau umat Muslim yang ada di Suriah," kata Mohamed Abu Fares, seorang mufti anggota komite fatwa Ikhwanul Muslimin Jordan.
"Rakyat Suriah memiliki hak untuk membela diri mereka sendiri, dan mereka tidak boleh menyerah. Kami siap memberikan dukungan apapun termasuk diri kami sendiri."
Kelompok Islam Yordania yang menuntut untuk mengakui oposisi Dewan Nasional Suriah, mengirimkan surat pada hari ahad untuk perdana menteri Rusia dan Cina, guna mendesak mereka supaya mempertimbangkan kembali veto mereka digunakan awal bulan ini untuk memblokir sebuah resolusi Dewan Keamanan PBB dalam mengutuk rezim Suriah.
"Veto itu merupaakan lampu hijau bagi rezim Assad untuk melipatgandakan kejahatannya terhadap rakyat Suriah," kata Hamzeh Mansur, kepala Fron Aksi Islam, sayap politik Ikhwanul Muslimin, mereka juga mendesak umat
"Tugas ini mewajibkan semua Muslim untuk mendukung Tentara Pemberontak Suriah guna melawan agresi pasukan rezim kriminal dan brutal, dan kita siap untuk berangkat berjihad disana," kata pemimpin Ikhwanul Muslimin Jordan, Hammam. Seperti dikutip dalam sebuah pernyataan didalam website mereka.
"Tentara Pemberontak Suriah harus terus membela bangsa dan berusaha untuk menghadapi rezim tirani Bashar al-Assad."
Tindakan protes keras dilakukan atas tewasnya lebih dari 6.000 orang di Suriah sejak Maret tahun lalu terus disuarakan.
"Jihad melawan Assad adalah kewajiban bagi Islam, baik kami atau umat Muslim yang ada di Suriah," kata Mohamed Abu Fares, seorang mufti anggota komite fatwa Ikhwanul Muslimin Jordan.
"Rakyat Suriah memiliki hak untuk membela diri mereka sendiri, dan mereka tidak boleh menyerah. Kami siap memberikan dukungan apapun termasuk diri kami sendiri."
Kelompok Islam Yordania yang menuntut untuk mengakui oposisi Dewan Nasional Suriah, mengirimkan surat pada hari ahad untuk perdana menteri Rusia dan Cina, guna mendesak mereka supaya mempertimbangkan kembali veto mereka digunakan awal bulan ini untuk memblokir sebuah resolusi Dewan Keamanan PBB dalam mengutuk rezim Suriah.
"Veto itu merupaakan lampu hijau bagi rezim Assad untuk melipatgandakan kejahatannya terhadap rakyat Suriah," kata Hamzeh Mansur, kepala Fron Aksi Islam, sayap politik Ikhwanul Muslimin, mereka juga mendesak umat
Islam dan Timur Tengah untuk memboikot produk-produk Rusia dan Cina.
Sementara
itu, Hashimiah sebuah Organisasi Amal di Yordania mengatakan akan
membuka sebuah kamp pengungsi untuk melayani pengungsi Suriah didekat
perbatan pada minggu depan.
"Kamp pengungsi akan dibuat
masing-masing 1.000 meter persegi dalam menampung para keluarga
pengungsi Suriah yang diharapkan datang ke Yordania," kata Organisasi
Sekretaris Jenderal Ahmad Emyan pada sebuah kantor berita milik
pemerintah, Petra.
"Saat ini ada 700 keluarga Suriah di selatan kota Mafraq, di mana organisasi telah menyewa rumah untuk mereka."
Angka
pengungsi dari Pemerintah Suriah tidak jelas berapa orang yang
melarikan diri ke negara tentangga Yordania dari kerusuhan yang
mematikan di negara mereka, tetapi kepala PBB Ban Ki-moon mengatakan
dalam kunjungan ke Amman bulan lalu bahwa kerajaan itu mempunyai rumah
sekitar 2.500 di Suriah.