Tinjauan Syar’i tentang Hubungan Baik Muslim dengan Kristen Koptik

Tinjauan Syar’i tentang Hubungan Baik Muslim dengan Kristen Koptik

Gerakan Ikhwanul Muslimin telah lama berhubungan baik dengan Kristen Koptik sebagai salah satu penduduk asli Mesir. Hubungan baik ini sudah terjalin sejak awal keberadaan Ikhwan di Mesir. Hubungan itu terus berlangsung hingga hari ini, bahkan diberitakan bahwa wakil ketua partai yang didirikan Ikhwan, adalah berasal dari kaum Koptik.

Hubungan ini bukan tanpa alasan, melainkan berasal dari pesan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada umat Islam.


Dari Ummu Salamah Radhiallahu ‘Anha, bahwa menjelang wafat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam beliau berwasiat:

الله الله فى قبط مصر فإنكم ستظهرون عليهم فيكونون لكم عدة وأعوانًا فى سبيل الله
“Takutlah kepada Allah, takutlah kepada Allah, dalam bergaul dengan kaum Qibthi Mesir. Sesungguhnya kalian akan mengalahkan mereka, dan mereka akan menjadi kekuatan dan pertolongan bagi kalian dalam perjuangan fi sabilillah.”[1]

Imam Al Haitsami berkata tentang hadits ini:

رواه الطبراني ورجاله رجال الصحيح.
“Diriwayatkan oleh Ath Thabarani dan para perawinya adalah perawi shahih.”[2]

Syaikh Al Albani juga berkata tentang hadits ini:

قلت: وهذا إسناد صحيح لا أعرف له علة؛ فإن رجاله كلهم ثقات
“Saya berkata: isnad hadits ini shahih, saya tidak mengetahui adanya cacat, dan semua perawinya adalah terpercaya.”[3]

Nah, hadits nabi yang mulia ini, sudah dibuktikan oleh realita bahwa kaum Qibhti Mesir sudah dikalahkan umat Islam. Setelah itu, mereka akan menjadi pembantu bagi perjuangan umat Islam di sana. Maka, apa yang dilakukan oleh Syaikh Al Banna dan menjadi inspirasi bagi Syaikh Al Qaradhawi, bahwa menggunakan tenaga mereka (kaum Kristen Qibthi) dalam membantu perjuangan kaum muslimin, adalah hal yang justru dibenarkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sejak jauh-jauh hari.

Imam An Nawawi menyebutkan:

وفيه معجزات ظاهرة لرسول الله صلى الله عليه و سلم منها اخباره بأن الامة تكون لهم قوة وشوكة بعده
“Pada hadits ini terdapat mu’jizat yang jelas bagi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, di antaranya adalah pengabaran Beliau bahwa bagi mereka akan ada umat yang menjadi kekuatan dan senjata setelah itu.”[4]

Abdullah bin Yazid dan Amru bin Huraits, dan selainnya, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إنكم ستقدمون على قوم جعد رؤوسهم فاستوصوا بهم خيرا فإنهم قوة لكم وبلاغ إلى عدوكم بإذن الله ـ يعني قبط مصر ـ
“Sesungguhnya kalian akan mendatangi kaum yang keriting kepalanya, maka berwasiatlah yang baik-baik dengan mereka, karena mereka akan menjadi kekuatan bagimu, dan menjadi bekal bagimu untuk melawan musuh-musuhmu dengan izin Allah. –yaitu kaum Qibthi Mesir.”[5]

Imam Al Haitsami mengatakan:

رواه أبو يعلى ورجاله رجال الصحيح.
“Diriwayatkan oleh Abu Ya’la dan para perawinya adalah perawi shahih.”[6]

Dalam Shahih Muslim juga Rasulullah Shallallau ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّكُمْ سَتَفْتَحُونَ أَرْضًا يُذْكَرُ فِيهَا الْقِيرَاطُ فَاسْتَوْصُوا بِأَهْلِهَا خَيْرًا فَإِنَّ لَهُمْ ذِمَّةً وَرَحِمً أَو قال”ذِمَّةً وصِهراً
“Sesungguhnya kalian akan menaklukan negeri yang di dalamnya disebut-sebut Al Qiiraath, maka berwasiatlah yang baik-baik terhadap penduduknya, karena mereka memiliki jaminan dan kekeluargaan, atau diakatakan: jaminan dan perbesanan.” (HR. Muslim No. 2543)

Berkata Imam An Nawawi Rahimahullah makana hubungan kekeluargaan dan perbesanan:

قال العُلَماءُ:الرَّحِمُ التي لهُمْ كَوْنُ هَاجَر أُمُّ إِسْماعِيلَ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم مِنْهمْ.”والصِّهْرُ”: كونُ مارِية أُمِّ إِبراهِيمَ ابنِ رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم منهم.
“Berkata ulama: Ar Rahim (hubungan kekeluargaan) yang mereka miliki adalah karena Hajar Ibnu Ismail Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah berasal dari golongan mereka (Qibthi). Dan As Sihru (hubungan perbesanan) karena Mariyah ibu Ibrahim anak Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga berasal dari mereka.” [7]

Dalam riwayat lain, juga dari Abu Dzar, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّكُمْ سَتَفْتَحُونَ مِصْرَ وَهِيَ أَرْضٌ يُسَمَّى فِيهَا الْقِيرَاطُ فَإِذَا فَتَحْتُمُوهَا فَأَحْسِنُوا إِلَى أَهْلِهَا فَإِنَّ لَهُمْ ذِمَّةً وَرَحِمًا
“Sesungguhnya kalian akan menaklukan Mesir, dia adalah negeri yang di dalamnya disebut-sebut Al Qiiraath, maka jika kalian menaklukannya berwasiatlah yang baik-baik terhadap penduduknya, karena mereka memiliki jaminan dan kekeluargaan.” (HR. Muslim No. 2544)

Apakah Al Qiiraath? Para ulama telah berbeda dalam memaknainya. Imam Ibnu Hibban mengutip dari Harmalah:

قال حرملة: يعني بالقيراط أن قبط مصر يسمون أعيادهم وكل مجمع لهم: القيراط، يقولون: نشهد القيراط
Berkata Harmalah: “Makna Al Qiiraath, bahwa Qibthi Mesir menamakan hari besar mereka dan semua perkumpulan mereka dengan sebutan Al Qiirath, mereka mengatakan: kami menyaksikan Al Qiiraath.” (Lihat Shahih Ibnu Hibban No. 6676)

Imam An Nawawi mengatakan:

قال العلماء القيراط جزء من أجزاء الدينار والدرهم وغيرهما وكان أهل مصر يكثرون من استعماله والتكلم به
“Berkata ulama: Al Qiiraath adalah satu bagian dari bagian-bagian Dinar dan Dirham, dan selain keduanya. Dahulu penduduk Mesir banyak yang menggunakannya dan membicarakannya.”[8]

Kami kira ini sudah cukup, bahwa bolehnya bekerjasama dengan Kristen Qibhti sebagai alat bantu perjuangan umat Islam di Mesir, sebab itu memang dibenarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Tetapi kebolehan ini hanya jika mereka masih mau berhubungan baik dengan umat Islam. Jika mereka berbuat aniaya dengan umat Islam bahkan memeranginya, maka wajib memutuskan hubungan dengan mereka dan justru mesti memerangi mereka karena kezaliman mereka itu.

Wallahu A’lam

[1] HR. Ath Thabarani dalam Al Mu’jam Al Kabir, No. 561, Alauddin Al Muttaqi Al Hindi dalam Kanzul ‘Ummal No. 34023

[2] Majma’ Az Zawaid, 10/63

[3] As Silsilah Ash Shahihah No. 3113

[4] Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 16/97. Mawqi’ Ruh Al Islam

[5] HR. Abu Ya’la No. 1473, berkata Husein Salim Asad: para perawinya tsiqaat (terpercaya). Ibnu Hibban No. 6677

[6] Majma’ Az Zawaid, 10/64

[7] Lihat Riyadhus Shalihin, Hal. 133. Muasasah Ar Risalah

[8] Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 16/97. Mawqi’ Ruh Islam

Share this