Ramadhan, Momentum Membangun Kebangsaan yang Lebih Baik

Ramadhan, Momentum Membangun Kebangsaan yang Lebih Baik


Ramadhan Untuk Kemajuan BangsakuPemanfaatan Ramadhan Sebagai Momentum untuk Membangun Masa Depan Kebangsaan yang Lebih Baik

Qashmal Saifuddin Bantasyam, Universitas Syiah Kuala
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro
Jln. Tgk. Cot Bak Bi Desa Lamklat Kec. Darussalam Aceh Besar

              "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa. Sebagaimana diwajib atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa." (QS. Al-Baqarah: 183)
Tidak terasa bahwa kita kembali memasuki bulan yang penuh rahmat dan berkah, yakni Bulan Ramadhan yang bertepatan pada tahun 1433 H. Bulan yang diwajibkan shiyam, dan bulan diturunkannya Al-Quran pertama kali sebagai hidayah bagi manusia. Bulan Ramadhan ini merupakan momen yang paling dinanti-nanti oleh seluruh umat muslim di seluruh dunia, dimana momen Ramadhan ini mereka manfaatkan untuk beribadah dan mengejar kebaikan sebanyak-banyaknya. Begitu banyak rahmat dan berkah yang diberikan Allah dalam Bulan Ramadhan ini. Selain pahala amal baik yang diberikan berlipat-lipat, dan bukan tidak mungkin hidayah yang diberikan kepada kita yang dapat merubah hidup kita selamanya.
Bulan Ramadhan juga merupakan yang penuh ampunan, dimana hal ini dimanfaatkan oleh umat muslim sebagai ajang untuk introspeksi diri. Di Bulan Ramadhan inilah, kita me-review kembali diri kita, tentang apa saja yang sudah kita lakukan di masa lalu, baik itu perbuatan-perbuatan baik, maupun dosa-dosa yang pernah kita perbuat. Dan juga tentang bagaimana harapan kita untuk menjadi individu yang lebih baik ke depannya, yang dapat berguna bagi orang tua, keluarga, teman, rekan kerja, bahkan untuk bangsa kita sendiri, Indonesia. Hal itu semua merupakan proses yang kita jalani selama Bulan Ramadhan, guna menyongsong kemenangan yang hakiki.
Sebagai ajang perbaikan dan introspeksi diri, ada beberapa aspek dalam setiap diri kita yang diharapkan dapat diperbaiki selama bulan Ramadhan. Dimana jika kita berbicara mengenai kemajuan bangsa, untuk memajukan sebuah bangsa itu sendiri, perbaikilah terlebih dahulu individu-individu yang terdapat di dalam bangsa tersebut. Hasilnya, kumpulan individu yang baik tersebut akan membentuk karakter-karakter yang menjadi pondasi untuk membangun bangsa, yang mampu memimpin, menggerakkan, dan mengajak individu-individu lainnya untuk sama-sama bergerak menuju masa depan kebangsaan yang lebih baik. Ada 3 aspek manusia yang diharapkan dapat diperbaiki selama Bulan Ramadhan ini (Albani, Syukri, 2011).
Aspek pertama yakni aspek qalbiyah, yakni hal yang berhubungan dengan hati kita. Dimensi ini akan berkaitan dengan aqidah kita sebagai seorang manusia. Sejauh mana kita memahami tujuan di Bulan Ramadhan dan hasil yang kita dapatkan setelah Ramadhan berakhir. Hasil yang dimaksud disini yakni seberapa besar perkembangan ibadah, keyakinan, dan keinginan untuk menjadikan semua aktifitas yang kita lakukan selama bulan Ramadhan menjadi ibadah, sehingga indikator sukses atau tidaknya puasa kita yakni seberapa besarkah kuantitas ibadah kita tadi. Jika kita melakukannya dengan khusyuk dan serius, maka anugerah pertama yang lahir dankita dapatkan di Bulan Ramadhan yang termanfaatkan adalah anugerah qalbiyah atau keimanan, yang sangat berpengaruh terhadap kualitas diri kita untuk menjadi muslim dan pribadi yang lebih baik, beragama, dan berkarakter.
Aspek kedua yakni aspek moralitas, yakni hal yang berkenaan dengan moral dan perilaku terhadap sesama. Salah satu tujuan utama di Bulan Ramadhan yakni harapan untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Ada sebuah mahfudzat yang berbunyi, “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain”. Hendaknya kita memiliki misi yang sedemikian rupa selama Bulan Ramadhan ini. Ramadhan bisa melahirkan sikap yang membahagiakan untuk sesama umat. Inilah cita-cita kedua yang dapat ditelurkan oleh Ramadhan. 
Pelatihannya bisa dimulai dari belajar sabar, berbaik sangka, mendahulukan kepentingan dan prioritas. Pelatihan selama satu bulan ini harus menjadi perubahan dan perbaikan sikap diri. Menjadi orang yang lebih santun dan menjadi orang yang lebih ramah dalam pergaulan sosial. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan pasti akan membutuhkan bantuan dari orang lain. Disinilah aspek moralitas akan sangat berperan dalam proses hablumminannas (Hubungan terhadap sesama manusia). Oleh karenanya, harus dipastikan Ramadhan ini bisa merobah moralitas diri yang berujung pada perubahan moralitas kolektif.
Aspek ketiga yakni aspek perbuatan. Kita harus memastikan bahwa kita dapat merubah segala perbuatan kita menjadi hal yang baik dan positif setelah Ramadhan. Tentunya perubahan yang dimaksud disini adalah perubahan yang permanen, bukan yang temporer. Ini juga merupakan salah satu indikator kesuksesan Ramadhan kita, untuk mengetahui apakah kita berubah menjadi pribadi yang lebih baik seutuhnya atau tidak. Itulah yang disebut dengan manusia paripurna, dan menuju keadaan diri yang sempurna. Diri yang sempurna adalah diri yang sudah mampu merubah perilaku dan perbuatan menjadi lebih baik lagi, menambah kebaikan, serta mengikis keburukan.
Menurut saya, kurangnya ketiga aspek tersebut merupakan penyebab yang menjadikan keadaan negera kita menjadi carut-marut seperti ini. Jangan salahkan negaranya, tapi salahkan individu yang terdapat di dalam negara tersebut. Negara tidak bisa berdiri sendiri tanpa rakyatnya. Namun apa yang akan terjadi jika rakyatnya tidak memberikan hal yang baik kepada negaranya? Bulan Ramadhan sangat berperan besar dalam merubah paradigma masyarakat yang seperti itu. Jika semua individu memiliki kesadaran yang sama akan 3 aspek yang saya jelaskan sebelumnya, tentu hal-hal buruk tidak akan terjadi di negara kita.
Keberkahan Ramadhan itu tidak hanya dapat dirasakan oleh seorang individu saja, tetapi bisa di rasakan seluruh alam ini. Keberkahan ramadhan sejati adalah keberkahan seluruh alam beserta isinya. Begitu juga ketika kita melihat konteks suatu bangsa. Dengan datangnya bulan suci ramadhan, maka akan tercipta suatu atmosfer yang berbeda. Bulan ramadhan di sebut juga bulan Tarbiyah (Pendidikan). Artinya, ketika seseorang menjalani bulan ramadhan sebaik-baiknya dan dengan sepenuh hati, maka akan terciptalah pribadi-pribadi yang mulia. Sehingga pribadi-pribadi tersebut akan menjadi pondasi dan komponen pembangun bangsa yang lebih baik.
Kondisi bangsa kita akhir-akhir ini sangat menyedihkan. Moral kita makin merosot dari waktu ke waktu. Praktik korupsi, pencucian uang, skandal, dan seluruh kegiatan kriminal lainnya telah menguasai negara kita. Seharusnya, setiap umat muslim itu harus mempunyai sikap takut kepada Allah. Jika kita sudah takut kepada Allah, maka kita pasti tidak akan berani melakukan perbuatan-perbuatan yang buruk dan hina. Perlu adanya suatu kebangkitan dan penyegaran secara menyeluruh bagi setiap lapisan masyarakat Indonesia. Bulan suci Ramadhan inilah dapat dijadikan momentum untuk mencapai tujuan tersebut, yang berperan dalam rangka perbaikan diri, untuk menjadi lebih berkarakter, lebih bermoral guna mencapai kemajuan bangsa yang diharapkan oleh masyarakat kita selama ini. 
Salah satu pemikir Islam kontemporer pernah berkata, “Kebangkitan dapat dimulai dengan kebangkitan spiritual dari setiap individu itu sendiri”, sehingga kita dapat semua dapat mewujudkan suatu bangsa yang lebih baik dengan bingkai Ukhuwah Islamiah (Ikatan sesama muslim). Semoga dengan bantuan berkah Ramadhan ini, hal ini bisa secepatnya terealisasikan. Amiin…

Share this