Inilah Agenda Besar Misionaris di Aceh

Inilah Agenda Besar Misionaris di Aceh
Inilah Agenda Besar Misionaris di Aceh

Lagi bersih-bersih file di labtop, banyak data yang kurang penting dan yang tidak penting mau di hapus. Eh! tiba-tiba ada coretan expert meeting tahun 2011 lalu antara Kepala Dinas Syariat Islam, MPU dan DPRK Kota Banda Aceh. Kebetulan pada saat itu jadi pemandu acara. Jadi ada catatan-catatan menarik walaupun sudah basi tapi masih perlu untuk di publis. Berikut ini saya publis coretan itu.

Kita ketahui bahwa Provinsi Aceh adalah provinsi yang mempunyai keistimewaan yang salah satunya adalah Syariat Islam. Negeri inipun dijuluki dengan Serambi Mekah sebagai mana kita ketahui sejarah penyebaran agama Islam di Indonesia.

Aceh dalam sejarah adalah daerah yang sangat kuat keislamannya. Sehingga pada perjuangan kemerdekaan Indonesiapun Aceh sangat berperan dalam memerdekakan Indonesia. Bahkan Aceh adalah daerah yang sangat susah di kuasai oleh para penjajah yang waktu itu kesemuanya adalah non-Islam. Dengan kekuatan aqidah dan pemahaman Islam yang sangat kuat, masyarakat Aceh adalah masyarakat yang paling berani, kuat dan energik dalam berjuang mempertahankan daerah Aceh.

Pada 26 Desember 2004 Aceh mengalami musibah gempa bumi tektonik berkekuatan 8,5 SR berpusat di Samudra India (2,9 LU dan 95,6 BT di kedalaman 20 km (di laut berjarak sekitar 149 km selatan kota Meulaboh, Aceh). Berkah tsunami ini juga Gerakan Aceh Merdeka (GAM) damai dengan Republik Indonesia (RI) yang sudah 27 tahun konflik.

Pada tahun itulah Aceh menjadi daerah perhatian dunia, bantuan dari berbagai Negara, agama, suku, dan lainsebagainya memberikan bantuan untuk Aceh. Tidak kalah pentingnya para misionaris juga mengambil peran disini. Dengan dalih membantu Aceh mereka bisa masuk ke Aceh. Sampai sekarang ini misionaris tersebut masih berada di Aceh walaupun sebenarnya masa rehabilitas dan reintegrasi sudah selesai di Aceh.

Sepengetahuan saya selama berdirinya kantor Gubernur Aceh belum ada join kantor dengan lembaga luar negeri. Baru di tahun inilah (dimasa pemerintahan 2006-2011) ada dalam catatan sejarah. Dimana didalam kantor gubernur itu ada kantor Lembaga Internasional yang selalu mengawasi kerja Gubernur dari lantai 3 (lantai 2 ruang gubernur, wakil gubernur dan sekretaris daerah). Juga kedatangan Joes Soros ke Aceh (sabang-red) belum pernah dalam sejarah Joes Soros bisa masuk ke Aceh. Pemurtadan di meulaboh lebih kurang 40 orang masuk Kristen, 20 orang masuk Kristen di Sabang dan berbagai daerah di Aceh.

Dibalik ini juga agenda besar misionaris belum selesai. Pembuatan qanun rumah ibadah oleh pemerintah saat ini (2006-2011) yang salah satu isinya bila ada 40 KK yang menanda tangani kesepakatan untuk pembuatan rumah ibadah, maka sah rumah ibadah itu bisa didirikan. Coba kita renungkan, apa maksud dibuat qanun ini?. Padahan masyarakat Aceh tidak butuh qanun itu.

Dan hati-hatilah, beberapa tanah di Aceh ini sudah dibeli oleh mosionaris. Seperti di pantai pariwisata sabang itu sudah dibeli oleh orang asing, beberapa tanah di Banda Aceh juga sudah dibeli oleh orang asing. Saya sangat kawatir dengan hal ini.

Juga tidak ditanda-tanganinya qanun jinayat yang di butuhkan masyarakat Aceh, kenapa tidak ditanda tangan samapai sekarang ini?? Jangankan untuk dijalankan, untuk ditanda tangani aja tidak. Ada apa dibalik ini semua?

Lagi baru-baru ini telah marak isu tentang aliran Islam sesat di Kota Banda Aceh, yang kita ketahui dari pemberitaan media yang ada di Aceh bahwa yang direkrut fari kalangan anak-anak muda yang diberi salery oleh misionaris. Perekrutan mereka seperi MLM (multi level markeing), semakin banyak yang direkrut, semakin besar salery yang diberikan. Ini semua adalah grand design misionaris. Oleh karena itu, waspadalah dengan gerakan misionaris yang masih ada di Aceh. Karena mereka mempunyai modal yang sangat besar untuk memecah belah Islam.

Begitulah sekelumit rentetan agenda besar misionaris di Aceh.

Oleh: Arida Sahputra
sumber: http://aridasahputra.blogspot.com

Share this