Profesor Termuda Indonesia Ini Orang Aceh

Profesor Termuda Indonesia Ini Orang Aceh
Profesor Termuda Indonesia Ini Orang Aceh

Namanya Syahrizal Abbas. Umurnya 42 tahun. Sekarang ia adalah Pembantu Rektor IV Bidang Kerjasama Kelembagaan dan Informasi IAIN Ar-Raniry, Darussalam, Banda Aceh.

Pada 2004 lalu, Syahrizal mencatat prestasi gemilang, menjadi Profesor termuda di Indonesia. Ketika itu usianya masih 34 tahun.

Bagi kalangan akademisi, Profesor adalah pencapaian tertinggi dan diberikan kepada orang yang banyak melahirkan karya ilmiah atau menulis buku-buku di bidang disiplin ilmu yang digeluti. Syahrizal adalah sebagai guru besar dalam bidang Ilmu Hukum Islam (Fiqh) pada Fakultas Syari’ah IAIN Ar-Raniry, Banda Aceh.

"Ketika saya meraih Profesor di usia muda ternyata itu menjadi pemicu bagi Doktor yang lain. Masak anak kemarin sore saja sudah dapat Profesor," kata Syahrizal Abbas kepada The Atjeh Post, Rabu, 4 April 2012.

Menjadi Profesor termuda sebenarnya bukan target yang ingin dikejar Syahrizal. Yang penting, kata dia, adalah berusaha agar melakukan yang terbaik dan dan bermanfaat bagi masyarakat.

Lahir di Sawang Manei, Aceh Barat, 27 Oktober 1970, sejak di bangku sekolah, Syahrizal menempuh pendidikan madrasah dari tingkat dasar hingga tingkat atas. Menamatkan pendidikan sarjana di Fakultas Syari’ah IAIN Ar-Raniry, Jurusan Peradilan Islam (Qadha’) pada 1993. Sambil menjadi dosen di IAIN Ar-Raniry, ia melanjutkan program S-2 pada bidang studi Konsentrasi Pemikiran Hukum Islam dan selesai pada 1995.

Setahun kemudian, ia menempuh pendidikan doktoral ditempuh di bidang Ilmu Hukum Universitas Pajajaran Bandung dan tamat tahun 2000.

Jika ada pepatah "tuntutlah ilmu hingga ke negeri Cina", Syahrizal melakukannya hingga ke Amerika. Pada 2007, ia mengikuti Training Management University di McGill University Montreal-Canada 2007.

Syahrizal juga mengikuti training Mediasi dan Resolusi Konflik di St.Stephen's House Community, Toronto, Kanada. Pada tahun yang sama, ia juga mengambil program Post-Doktoral Perbandingan Hukum dan Mediasi di McGill University, Montreal-Canada hingga 2009.

Sebagai akademisi, Syahrizal juga menulis sejumlah buku tentang hukum Islam, diantaranya; Hukum Adat dan Hukum Islam di Indonesia; Eksistensi Teungku Meunasah di Aceh; Corak Pemikiran Hukum Islam Syekih Abdurrauf as-Singkily; Mediasi dalam Perspektif Hukum Syari’at, Hukum Adat dan Hukum Nasional; dan Syari’at Islam di Aceh.

Menurut Syahrizal, Aceh sebenarnya punya potensi besar menghasilkan Profesor-profesor baru di berbagai disiplin ilmu. "Saya berusaha untuk terus membangkitkan semangat kawan-kawan bahwa tidak ada yang tidak mungkin kalau kita bekerja keras dan serius," ujarnya.

Itu sebabnya, ia berharap, ke depan Aceh akan banyak melahirkan profesor-profesor muda lainnya, meneruskan jejak yang telah ia rintis.

Ingin tahu seperti apa pemikirannya? ia menjadi salah satu panelis dalam acara debat kandidat calon gubernur Aceh di Hotel Hermes Palace, Banda Aceh. Acara ini ditayangkan Metro TV secara live sejak pukul 19.30 wib. Di sana, Syahrizal bersanding dengan pakar politik Fachry Ali, dan Rhenald Kasali, profesor manajemen dari Universitas Indonesia.[]

sumber: atjehpost.com

Share this