Mencengangkan
memang, ketika pertama kali penulis membaca sebuah berita yang sangat
menarik. Hampir tidak dapat dipisahkan antara rasa bangga dan rasa
khawatir. Bagaimana tidak, menurut informasi yang dimuat di salah satu
media online lokal bahwa telah ditemukan 500 Juta Ton Deposit
Emas-Tembaga di Beutong. Wow, Beutong pun patut diperbincangkan.
Pengusaha pertambangan Australia dari
kelompok Tigers Realm Group mengumumkan telah menemukan deposit
emas-tembaga sebanyak 500 juta ton di Beutong, Nagan Raya. Pernyataan
pengusaha bernama Owen Hegarty itu dimuat The Australian, koran
terkemuka di Austrilia, pada 9 Oktober 2012.
Kepada The Australian, Owen Hegarty
menyebut kandungan emas-tembaga di Beutong itu sebagai salah satu lahan
tambang emas-tembaga menarik dunia, menyamai deposit di pertambangan
Bouganville milik perusahaan Rio Tinto di Papua Nugini.
Dalam hal ini, daerah Beutong yang
menyimpan500 juta ton deposit emas dan tembaga pada saat ini bukan hanya
menjadi perbincangan tingkat kabupaten/kota tetapi dunia ikut
memperbincangkannya.
Penulis sebagai seorang mahasiswa yang
berasal dari Beutong, menaruh rasa bangga tersembunyi dan rasa
kekhawatiran yang mendalam. Barang kali ini juga berlaku untuk semua
rakyat Aceh.
Jelas, karena ditemukannya 500 juta ton
deposit emas dan tembaga rasa bangga itu timbul dengan alamiah. Tetapi
jika ditelusuri lebih mendalam, terdapat hal-hal yang tersembunyi di
balik pemanfaatan dari penemuan emas-tembaga tersebut. Yakni rasa
kekhawatiran terhadap pengelolaan sumber daya alam ini.
Kekhawatiran ini kalau menurut saya sangat mendasar bagi seorang akademisi.
Setiap sesuatu yang timbul harus dipertimbangkan dengan sangat teliti dan mendetil. Dalam hal emas dan tembaga, salah satu cara pengangkatannya adalah dengan cara sistem pertambangan.
Diteropong dari sisi ekonomi, memang
emas dan tembaga merupakan salah satu komoditi tambang yang mempunyai
nilai jual tinggi dan menggiurkan, sehingga menarik banyak orang untuk
mengusahakannya termasuk pengusaha-pengusaha atau perusahan-perusahaan
internasional.
Secara sendirinya pasti akan ada
perubahan sosial ekonomi masyarakat dengan adanya aktivitas penambangan,
semoga berubah kearah yang lebih baik.
Tetapi jika menggunakan kacamata khusus,
terlihat ada aspek buruk yang mengikuti proses penambangan tersebut
jika memang nantinya ada. Seperti perubahan sifat-sifat fisik dan kimia
tanah akibat penambangan, tingkat kerusakan tanah yang terjadi akibat
penambangan dan pengelolaan lingkungan pasca penambangan nantinya.
Dilihat dari faktor teritorial dan
struktur tanah, daerah Beutong memang sangat memberi peluang terhadap
kemajuan negeri. Bukan hanya sumber daya alam yang berasal dari dalam
tanah seperti emas dan tembaga yang dapat diambil, tetapi juga sumber
daya alam yang berada di atasnya seperti air dan hutan yang masih sangat
asri sebagai paru-paru dunia. Terdapat di dalamnya juga sejumlah flora
dan fauna ciri khas pulau Sumatra.
Karenanya, penulis mengharapkan kepada
pemerintah baik Pemerintah Aceh dan pemerintah Pusat agar memberi
perhatian lebih terhadap Beutong tersebut.
Terhadap penemukan deposit emas dan
tembaga sebanyak 500 juta ton di Beutong, Nagan Raya olehkelompok Tigers
Realm Group, penulis hanya bisa berterima kasih karenanya, kita anak
bangsa bisa membuka cakrawala pemikiran terhadap tentang apa yang ada
pada negeri ini. Supaya anak bangsa lebih bersemangat dengan apa yang
dimiliki oleh negeri tempatnya berteduh. Terus belajar untuk menunjang
masa depang yang lebih cerah, agar negeri ini tidah rapuh dimakan usia.
Disampingnya, sumber daya alam yang
melimpah tidak akan mampu menunjang peningkatan kualitas hidup suatu
masyarakat sosial. Tidak ada apanya tanpa dukungan dari sumber daya
manusia yang memadai. Sumber daya yang melimpah hanya akan menjadi
peninakbobok anak bangsa jika tidak diberi perhatian khusus. Hanya
berupa pujian belaka, tanpa implementasi yang berarti. Buktinya, dapat
ditelaah sendiri seperti yang pernah terjadi dalam beberapa kasus di
negeri ini yang tidak perlu penulis tulis disini.
Sejatinya, penemuan terbaru tentang
sumber daya alam yang sangat mengagumkan ini dapat menjadi motivasi
hangat untuk anak bangsa. Agar anak bangsa tidak lagi tertidur dalam
pangkuan pembantu (baca: orang lain). Bangkit sendiri itu lebih mulia
daripada bangkit dengan menumpu pada tulang belakang pembantu.
Kalimat yang mungkin sering terdengar di
telinga kita “jangan menjadi penonton di negeri sendiri”. Moga cukup
menjadi sebagai sindiran halus buat setiap pribadi penghuni negeri ini.
Dapat mengambil pelajaran dalam setiap kejadian, demi kemajuan masa
depan bangsa.
Terlepas dari itu, penulis sangat
mengharapkan kepada pemerintah selaku yang memegang kekuasan rakyat
supaya dapat memberi perhatian lebih terhadap generasi muda. Agar
nantinya generasi muda dapat menguasai daerahnya sendiri tanpa campur
tangan dari pihak lain. Contohnya sederhana, generasi muda dapat
mengeruk sumber daya alam di negerinya dengan tangannya sendiri. Hingga
tidak ada alasan lagi bagi negara luar untuk mengeruk keuntungan di
rumah kita ini.
Dengan hadirnya 500 juta ton deposit
emas dan tembaga di Beutong, bisa menjadi motivasi hangat untuk anak
bangsa dan pemerintah negeri ini agar ada rasa bahwa kita mampu berdiri
sendiri tanpa bertumpu pada pondasi orang lain. Yakinlah dengan modal
cukup kita akan mampu menuju negeri yang mulia.
(Oleh: Syafriman)
(Penulis adalah mahasiswa Fakultas Hukum Unsyiah, aktif di Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Beutong, Banda Aceh)
pemerintah dan masyarakat harus bahu membahu menjaga aset ini, jangan sampai terulang tragedi Arun, hasil alam aceh di keruk pemerintahan suharto, sedangkan aceh tetap miskin. dari 500juta ton,berapa kah yang bisa dirasakan rakyat aceh?
pemerintah dan masyarakat harus bahu membahu menjaga aset ini, jangan sampai terulang tragedi Arun, hasil alam aceh di keruk pemerintahan suharto, sedangkan aceh tetap miskin. dari 500juta ton,berapa kah yang bisa dirasakan rakyat aceh?