Anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Syakir Daulay, dilarikan ke rumah sakit setelah dipukuli sekelompok demonstran penentang pemilihan raya (Pemira) di universitas tersebut.
Syakir dipukuli ketika bentrok terjadi di depan Ruang Kuliah Umum (RKU) IV, Rabu (5/12/2012) siang.
Bentrok terjadi karena beberapa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultah (DPMF) mencoba menghentikan proses pemilihan raya yang diikuti mahasiswa Unsyiah di fakultas masing-masing pagi tadi.
“Saya ingat yang dikatakan KPR, kalau ada sesuatu terjadi yang pertama harus diselamatkan adalah surat suara,” ujar Syakir, saat diwawancarai Aceh Independent di asramanya.
Ia menunjukkan bagian muka yang berdarah karena terkena pukulan.
Syakir mengaku ditampar dan dipukuli di bagian kepala oleh massa. Namun, ia tidak tahu siapa yang telah memukulnya dari belakang saat memungut surat suara yang berjatuhan akibat massa yang berebutan kotak suara.
Syakir dilarikan ke biro rektorat untuk diamankan. Setelah situasi aman, ia dibawa ke Rumah Sakit Prince Nayef Bin Abdul Aziz di Darussalam untuk mendapatkan perawatan medis.
Tak hanya Syakir yang menjadi korban. Muri Wandani juga mengalami hal serupa. Menurut informasi yang dihimpun Aceh Independent dari tim medis di RSUD Zainoel Abidin, kondisi Muri saat sudah membaik.
“Dia (Muri) sudah stabil. Cuma, yang namanya dikeroyok, pasti traumanya masih ada,“ ujar Syahriza, dokter muda yang bertugas di tempat Muri dirawat.
Muri sore tadi masih berada di ruang rawat darurat RSUD Zainoel Abidin dalam keadaan terinfus dan menggunakan oksigen akibat hantaman di dadanya yang membuatnya susah bernafas. Ia juga dipukuli di kepalanya. [Lisma Linda -acehindependent.com]