Ikhwanesia - Sebelumnya sudah dibahas tentang kasus penipuan yang dituding kepada Gusti Ilham Munthe (Baca: Gusti Ilham Dalimunthe Dituding Menipu di Aceh). Terkait kabar tentang sosok Muallaf Gusti Ilham Ramadhan Munthe, yang yang dituding memprovokasi dan janggal indetitasnya bahkan sempat membongkar nama-nama sejumlah pendeta yang dituding berasa dari Aceh, khususnya dari kabupaten Pidie dibantah keras olehnya.
Ketika dikonfirmasi oleh Reporter statusaceh.com Selasa 21 April 2015, Gusti mengatakan dirinya tidak pernah memprovokatif, tetapi dia hanya meluruskan dan dia juga membenarkan kalau beberapa orang Aceh telah murtat dan jadi pendeta di beberapa Gereja di Indonesia dan simak tanggapan Gusti dibawah ini.
Sebenarnya ini masalah kebakaran jenggot orang-orang Nasrani yang ada di Aceh terutama yang di Banda Aceh yang mengetasnamakan Forum Komunikasi Antar Umat beragama itu, masalah kebakaran jenggotnya bukan masalah dakwah, kalau masalah dakwah saya itu sudah lama, dan pada tahun 2007 saya di undang untuk kuliah umum di Fakultas Tarbiah IAIN, disitulah saya bongkar habis, setelah itu di fakultas pertanian Unsyiah juga saya bongkar, tapi tidak kebakaran jenggot.
Tahun 2012, disaat saya ceramah Maulid Nabi Besar Muhammad SAW di salah satu Dayah di Lampeunurut Aceh Besar itu juga saya bongkar habis, tapi tidak ada jadi masalah, dan disaat saat diundang sebagai pemateri dalam pertemuan komonitas Wartawan Pencinta Syariat dengan tema 4 Pilar Kebangsaan yang di hadiri oleh salah satu anggota DPR-RI dari partai PKS Nasir Jamil , kan sudah saya bongkar juga disitu, bahkan sudah beredar melalui rekaman-rekaman melalui HP, juga mereka tidak kebakaran jenggot.
Dimana mereka kebakaran jenggot? disaat buku tentang isi daripada program-program Misionaris itu tersebar keseluruh pelosok yang ada diwilayah Timur Aceh itulah yang membuat mereka kebakaran jenggot, sebenarnya buku tersebut di ambil oleh salah seorang Teungku juga, sahabat dan guru saya juga dari tulisan goresan tangan saya yang saya buat ditahun 2004.
Disitu saya tulis kisah perjalanan hidup dan kenapa saya dikirim ke Aceh, dan program-program apa saja yang saya ambil untuk memurtatkan rakyat Aceh, lalu dia ambil,dia dan copy dia print kembali termasuk ada beberapa nama tokoh Gereja yang berasal dari Agama Islam juga dari Aceh. jadi bahkan ada beberapa nama yang murtad tapi dia belum jadi pendeta, salah satu contoh Rahmi, dan saya tidak menulis Rahmi itu jadi Pendeta, tapi disitu ditulis jadi Pendeta, jadi disitu jumlahnya 15 orang, makanya disaat saya baca buku yang beredar tersebut dengan jumlah 15 orang, saya jumpai, Abi, ini Rahmi bukan Pendeta, tapi tidak apa-apa kata Abi, bisa dipertanggung jawabkan saya bilang.
Kalau masalah dia kristen saya bertanggung jawab jika dia murtad, tapi masalah dia pendeta saya tidak bertanggungjawab. jadi yang yang disangkal tukang kayu, kalau benar saya tukang kayu silahkan dia membuktikan siapa ayah saya, dan dia juga mengatakan saya tinggalnya berpindah-pindah, bahkan ada 8 indetitas saya, dan yang jadi pertanyaanya, bisakah dia membuktikan salah satu dari 8 indetitas saya.
Dan saya juga diisukan di usir dari Tangse, dan sampai detik ini saya masih diterima oleh masyarakat Tangse, bahkan KTP saya KTP Rubek Tangse walaupun saya pernah minta pindah ke Lhoknga. kenapa saya masih ada KTP Rubek, terutama Geuchik di Meunasah Bungong kemukiman Rubek kecamatan Delima Pidie tidak mau mengeluarkan surat pindah untuk saya, kenapa,? karena dia berharap saya memang tidak pindah dari situ, rencananya saya pindah ke Lhoknga Aceh Besar karena Istri saya di terima sebagai Cleaning Servis di RSUZA, kan tidak mungkin saya disini, istri disitu.
Jadi pernyataan masalah pendeta itu bukan rahasia lagi, salah satu contoh Muhammad Hasan itu asli orang Lamlo Kecamatan Sakti Kabupaten Pidie, Pendeta yang sudah meninggal 4 bulan yang lalu di Medan yaitu Pendeta Yohanes Mahmud yang nama aslinya adalah Abdullah bahkan saudara sepupu dia sendiri mengakui, yang dari Kunyet yang di Cengkareng bahkan ada salah satu pengurus Gereja Khatolik di Brastagi juga orang Aceh, bahkan ada Alkitab yang berbahasa Aceh yang diterjemahkan oleh Pendeta Yohanes Mahmud dan pendeta Muhammad Zaini.
Jadi sanggahan-sanggahan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan Forum Komunikasi Antar Umat Beragama itu sebenarnya mereka, ya saya bilang "Lempar batu sembunyi tangan", dan mereka juga menyanggah tidak ada pemurtadan di Aceh, mereka menyanggah tidak ada pendangkalan Akidah di Aceh, bahkan bukan rahasia umum lagi, bahkan sebelum saya dakwah besar-besaran, beberapa bulan yang lalu Aceh dihebohkan dengan penjabaran buku-buku bernuangsa Kristen.tuturnya.
Dikirim kekantor Camat dengan paket CD, Buku dan bakan ditangkap tangannya 2 orang yang berasal dari Komunitas gereja, yang laki berasal dari Manado, yang perempuan berasal dari Sumut sedang menyebarkan buku dan CD kristen di taman Rusa Kecamatan Kuta Makmur, Sibreh Aceh Besar, itukan bukti, dan sebelumnya juga di tangkap tangannya 2 orang lagi laki dan perempuan, orang yang dari komunitas Gereja sedang membaktis salah satu warga di perumhan Jecky Chan Neuheun Aceh Besar.
Pemurtadan 21 orang di Meulaboh itu sebagai bukti pendangkalan Akidah, jadi masalah misionaris kenapa mereka harus kebakaran jenggot.
Dan saya juga memperlihatkan bukti lain yaitu Gafatar yang sama dengan Millata Abraham tukasnya.
Misionaris sebenarnya sekelompok orang yang menyebarkan satu agama kepada orang yang sudah beragama,tidak mesti umat Islam, Nasrani, Buddha, Hindu juga menjadi sasaran nya, misionaris lahir dari sekelompok orang yang awal mulanya beragama Kristen yang percaya kepada Jesus Kristus, namun karena ada campur tangan orang orang Yahudi, Majusi dan Saduki,maka mereka keluar dari pada agama Kristen dan mendiri kan sebuah kelompok Gereja setan ( church of satan) yang di dirikan pada tahun 1966 di London Inggris oleh Antoni Lavey, kelompok mereka berusaha keras untuk merangkul umat sebanyak banyak nya,karena di Indonesia yang mayoritasnya islam.
Jadi yang menjadi sasaran nya ialah umat islam, yang saya heran kan mengapa komunitas Gereja di Banda Aceh kebakaran jenggot?
Akhiri Gusti Ilham seraya mengatakan " INDAH PADA WAKTUNYA. "
(Reporter: Husni - sumber: statusaceh.com)
demikianlah ulasan tentang Dituding Menipu, Ini Tanggapan Gusti Ilham.