Calon
presiden dari Ikhwanul Muslimin, Khairat al-Shatir, mengatakan bahwa
penerapan Syariah Islam merupakan tujuan utamanya sebagai Presiden,
Selasa (03/04/2012).
"Saya akan mengandalkan orang-orang yang
berpengalaman untuk membantu Parlemen mewujudkan tujuan cita-cita
tersebut," kata Shatir dalam pertemuan Lembaga Kebenaran dan Reformasi
Legitimasi Islam, sebuah lembaga kumpulan ulama-ulama moderat, menurut
situs kelompok itu, yang dikutip dari Al Arabiyya.
Shatir tidak
merinci metode yang akan dia adopsi untuk menerapkan undang-undang Islam
sebagaimana misinya. Pernyataan itu diucapkannya setelah empat jam
sejak Al Ikhwan mengumumkan pencalonannya.
Shatir membantah kesan
bahwa pencalonannya merupakan hasil dari kesepakatan khusus dengan
Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata. Adapun sistem pemerintahan yang
akan dibangun, dia lebih memilih sistem semi-presidensial, meskipun ia
juga tidak mempersoalkan jika partai politik yang ada memilih sistem
parlementer.
Shatir adalah salah satu pilar Al Ikhwan yang
sebelumnya menjabat sebagai wakil tertinggi Al Ikhwan. Ia merupakan
tokoh oposisi vokal dalam pemerintahan mantan Presiden Hosni Mubarak.
Pada bulan April 2011, ia pernah mengatakan bahwa Al Ikhwan sedang
mempersiapkan pembentukan sebuah pemerintahan Islam, yang mengundang
kecaman dari kaum sekularis dan Kristen Koptik yang menentang gagasan
tentang negara agama.