Puisi | Dunia Belum Kiamat

Puisi | Dunia Belum Kiamat

*) oleh : Safar Manaf

Kita temukan diri di antara nisan-nisan kuno,
serakan-serakan info masa lalu,
puing-puing usang termakan cuaca,
dalam berbagai bentuk,
dari segala penjuru mata angin dunia,
menohok keakuan.
Kita seakan ditertawakan masa lalu itu.

Tidak, Tuan. Kami tak hidup di masa lalu, juga tak ingin!
Kami hanya mengintai dari tirai-tirai pongah, selubung sejarah itu,
ingin mencicip sedikit saja semangat zaman tersebut,
namun kami hanya bisa beranjak ke pembaringan
dengan rasa bodoh menjerati leher,
untuk bangun di pagi hari
dengan semangat berbeda dari malam tadi.

Kami anak zaman ini,
dengan ngiang masa lalu memburu gendang telinga,
"PECUNDANG ZAMAN!"
Dan dengannya, kami semangati diri,
mengurai kembali mata-mata rantai yang putus itu.
"Dunia belum kiamat." Geramku pada ngiang masa lalu itu.

Share this