Pemimpin oposisi myanmar aung san suu kyi pada akhirnya angkat bicara soal pembantaian etnis muslim rohingya di negara itu. dia menuntut pemerintah melindungi tiap warga, walau mereka minoritas sekalipun, lewat suatu undang-undang.
suu kyi menantang anggota fraksi dari partai solidaritas serta pembangunan menjadi mayoritas di parlemen buru-buru menyusun aturan hukum bikin melindungi kelompok minoritas. "saya menuntut seluruh anggota parlemen buru-buru membicarakan undang-undang perlindungan etnis minoritas, biar kita dapat jadi seutuhnya demokratis, " kata suu kyi mirip dilansir bbc, rabu ( 25/7 ).
peraih hadiah nobel perdamaian pada 1991 itu melontarkan pernyataan soal konflik rohingya kala didaulat [memberi pidato di parlemen hari ini. pernyataan politik ini ialah pertama kalinya dia sampaikan [sebagai anggota parlemen. sesudah dibebaskan dari status tahanan tempat tinggal pada 2010, suu kyi terpilih ke jajaran dewan perwakilan rakyat kala partainya liga nasional demokrasi ( nld ) menang mutlak di penentuan sela april setelah itu.
meksi demikian, suu kyi tercatat benar-benar hati-hati membicarakan isu ini. dia dalam pidato itu sekalipun tak menyebut kata 'rohingya' serta sekedar mengfungsikan istilah 'etnis minoritas'. banyak pendukung nld juga jajaran yang tak berasumsi warga rohingya menjadi penduduk sah myanmar.
tidak cuman menuntut adanya payung hukum agar memastikan keadilan bikin warga minoritas, dia menyerukan biar pemerintah buru-buru tingkatkan perekonomian di wilayah miskin biar konflik antar etnis tak kerap terjadi. pusat kekerasan dibagian barat provinsi rakhine sesungguhnya juga area tertinggal.
sejak kekerasan amat kronis terjadi bln. setelah itu, pemerintah myanmar berhasil menahan pihak mayoritas buddha serta menghentikan serangan pada suku rohingya. konflik itu awalnya terpicu isu pemerkosaan gadis buddha oleh sekelompok lelaki rohingya.
bentrokan buru-buru berganti jadi campuran isu politik serta agama sekalian lantaran warga mayoritas mengungkit status mereka menjadi imigran gelap di negara itu. pemerintah myanmar jadi waktu ini tetap juga berasumsi etnis rohingya merupakan pendatang tanpa izin dari wilayah bangladesh serta tak berasumsi mereka warga negara sah.
soal isu kewarganegaraan, suu kyi pula benar-benar berhati-hati membahasnya. dia mengaku tak tahu apa status etnis rohingya di negaranya kala ditanya wartawan internasional bln. setelah itu, kala pecah konflik horizontal pertama kali.
kelompok pegiat hak asasi amnesty international berasumsi pemerintah myanmar dengan sistematis melenyapkan keberadaan etnis rohingya. pemerintahan berbasis junta militer itu menentukan meredam konflik dengan menahan serta menyiksa ratusan penduduk muslim biar warga mayoritas buddha tak menyambung serangan.
bersandarkan catatan pemerintah myanmar, sejak insiden kekerasan pertama kali terjadi, 78 warga rohingya tewas serta 90 ribu etnis minoritas itu kehilangan tempat tinggal serta wajib hidup di penampungan. lebih dari satu pihak yakin jumlah korban meninggal jauh semakin banyak.