Mengapa Gerhana Dapat Membutakan?

Mengapa Gerhana Dapat Membutakan?

Penduduk di Amerika Serikat sebelah barat, Pasifik, dan sebagian kawasan Asia memperoleh kesempatan untuk menyaksikan gerhana matahari parsial pada Ahad waktu setempat. Peringatan untuk tidak melihat gerhana secara langsung karena dapat membuat mata buta mungkin terlalu berlebihan, tapi cahaya gerhana memang dapat merusak mata.

Kondisi itu dinamai dengan solar retinopathy, yang terjadi ketika cahaya yang amat terang dari matahari membanjiri retina di belakang bola mata. Retina adalah rumah sel-sel fotoreseptor yang membuat kita bisa melihat.

Ketika mereka menerima stimulasi cahaya matahari secara berlebihan, retina akan melepas luapan zat kimia komunikasi yang dapat merusak retina. Kerusakan ini kerap tidak menyakitkan sehingga orang tidak menyadari apa yang mereka lakukan terhadap penglihatannya.

Solar retinopathy terjadi karena memandang matahari secara langsung. Ada beberapa orang yang dapat melakukannya cukup lama tanpa mengalami sakit, tapi hal itu hanya terjadi sesekali. Jurnal medis mencatat, orang yang dalam pengaruh obat dan memandang matahari terlalu lama dapat menyebabkan kerusakan serius pada matanya. Sekte pemuja matahari juga menjadi korban. Pada 1988, misalnya, ophthalmologist Italia merawat 66 orang yang menderita solar retinopathy setelah melakukan ritual memandang matahari.

Namun, pada saat gerhana matahari, lebih banyak orang yang berisiko terkena penyakit ini.
Ketika matahari setengah tertutup bayangan bulan, bintang itu cukup redup untuk dilihat secara langsung dan refleks pelindung, seperti mengedip dan kontraksi pupil mata, kemungkinan tidak bekerja sekeras pada hari biasa.

Penelitian pada 1999, setelah fenomena gerhana matahari di Eropa, 45 pasien solar retinopathy datang ke klinik di Leicester, Inggris, setelah melihat gerhana. Lima di antaranya mengalami perubahan pada retinanya dan 40 orang mengalami gejala retinopathy.

Dari kelompok yang mengalami gejala gangguan itu, 20 pasien melaporkan nyeri pada mata, 20 lainnya mengalami masalah penglihatan. Tujuh bulan kemudian, 12 orang yang mengalami masalah penglihatan dapat melihat secara normal meski masih melihat bayangan berbentuk sabit dalam cahaya redup.

“Studi kami menunjukkan, mayoritas pasien retinopathy gerhana tidak mengalami buta total,“ kata peneliti dalam jurnal The Lancet pada 2001.

LIVESCIENCE [tempo.co]

Share this