Menyoalkan gangguan perayaan Natal tanpa merujuk kepada realitas yang sesungguhnya terjadi di lapangan, itulah awal dari ketidaknyamanan itu sendiri.
Demikian dikatakan Dr Syamsul Rijal, MAg, Pemerhati Sosial Keagaaman yang juga Dekan Fakultas Ushuluddin, IAIN Ar Raniry, Banda Aceh, Rabu (26/12/2012) kepada Serambinews.com merespons adanya informasi keliru dan berkembang di luar Aceh yang menggambarkan umat Kristiani tidak dapat beribadah dengan tenang.
Ia berharap, semua kalangan tidak memprovokasi keadaan di Aceh yang sudah cukup aman.
"Rakyat Aceh sudah semakin cerdas, mereka secara kultural menjunjung tinggi nilai-nilai persahabatan dalam menjalin kerukunan, itulah realitasnya, bukan saatnya provokasi untuk menimbulkan keresahan, jangan biarkan rakyat lelah dengan keresahan, saatnya menjalin kerukunan kedamaian menuju Aceh lebih baik dan berbudaya," katanya.
Meski demikian, Syamsul Rijal tidak menampik bahwa berita-berita demikian, yang menyudutkan Aceh sudah trendy karena daerah ini secara dejure dan defacto diberikan kewenangan mengaplikasikan syariah.
"Seolah kebijakan ini menyekat kerukunan umat beragama di Aceh," ujarnya.
Informasi tidak benar terkait perayaan Natal di Aceh yang digambarkan penuh tekanan dan umat Kristiani tak dapat melakukan Misa di beberapa Gereja juga dibantah oleh Hendri.
Pemilik usaha percetakan dan foto studio Mentari 2 yang biasa dipanggil Aon ini mengakui ia bersama keluarga bisa beribadah dengan tenang tanpa gangguan apa pun.
"Aman, gak ada masalah semalam di Gereja Methodist kami bisa beribadah dengan sukses dan lancar," kata Aon kepada Serambinews.com, Rabu (26/12/2012) sore.
Aon mengaku, seperti tahun sebelumnya, perayaan Natal di Aceh aman tanpa gangguan apa pun. Ia tak pernah mempersoalkan apa pun, sebab menurutnya warga Aceh sudah sangat toleran.
"Pokoknya no problem lah bang, gak ada masalah di Aceh. Kalau ada yang ngomong seolah ada gangguan, ya mungkin mereka manas-manasi saja karena Aceh sudah aman, " ujarnya meyakinkan.
Sementara itu, N Nasir Yusuf, Wakil Ketua Asosiasi Pelaku Pariwisata seluruh Indonesia (ASPPI) Aceh mengatakan, sepanjang sejarah di Aceh tak pernah ada gangguan Natal.
"Karena Islam tak pernah ummatnya menyuruh mengganggu agama lain," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya , sejumlah komponen masyarakat di Aceh menyesalkan munculnya berita yang media internasional yang dikutip media nasional yang memberitakan umat Nasrani di Aceh tak dapat merayakan Natal dengan tenang. sungguh fitnah yang keji terhadap rakyat Aceh
sumber: serambinews.com